Akan Selalu Salah

0

Suara : Andalia Ayu Putry
Backsound : Instrumen Lagu Puisi

Datanglah malam yang selalu menjelma dalam dewa ketenangan
Esok adalah hari baru yang dihadiahkan Tuhan setelah masa peristirahatan
Sanggupkah kau lihat mataku?
Rasakan bersama salah yang pernah kita buat dalam kelelahanku dan kekecewaanmu

Adakah yang mampu membenarkan kita?
Hanya diri kita sendiri yang mampu
Bagaimana pun bagi mereka ini tetap salah, terlebih aku
Namun mereka tahu apa tentang kita?
Mereka hanya bisa berjalan bersama logikanya ketika menilai yang benar dan yang salah
Sedangkan kita menilainya dalam sudut pandang rasa
Apakah penilaian itu tetap adil jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda?

Mereka akan bersikeras bahwa ini salah
Dan kita, tetap bersikeras bahwa mereka tidak tahu dan tidak merasakan yang sebenarnya
Tidak akan pernah adil jika mengadili kita lewat logika

Biarlah…
Rasa tetap rasa
Dan logika tetaplah logika

AAP
7 Desember 2014 22 : 43 WIB

Kita, Dulu dan Kini

0

Suara bercerita kali ini sebenernya gak niat diposting di blog. Cuma pemuasan diri aja untuk ngisi soundclound yang kering kerontang. Tapi mendadak temen lama dan pacarnya jadi bintang jatuh yang ngebuat moodbooster jadi maksimal gini. Akhirnya dipostinglah suara bercerita kali ini lewat blog.
Postingan ini terkhusus untuk Febriana Sagita dan aak tercintanya. Enjoy reading and listening 🙂

Suara : Andalia Ayu Putry
Backsound : For Just a Moment – David Foster

Maukah kau kuajak bernostalgia?
Kumohon mengangguklah
Aku tahu kamu tak akan bisa menolaknya

Masih ingatkah kamu akan percakapan awal kita dulu yang terkesan malu-malu?
Aku terkikik jika aku ingat bagaimana kamu dengan sabar mengajariku agar aku tidak kaku memanggilmu sayang
Atau aku yang seharian tidak menegurmu karena kamu terlambat menjemputku
Selalu ada cerita ketika kita masih dengan mudah bertatap raga

Masih tentang dulu
Ingatkah kamu bagaimana suara isakanku ketika tahu kita akan terpisah jarak?
Butuh waktu bulanan bagiku untuk menetralkan keadaan
Sampai akhirnya aku mulai terbiasa

Belakangan ini hubungan kita mulai tidak harmonis
Bagiku, kamu terlalu sibuk dengan urusanmu sampai mengabaikanku
Komunikasi yang selalu diakhiri dengan pertengkaran
Rasa tidak pedulimu yang mulai meninggi
Sampai, tingkat kecemburuanmu yang sangat minim

Hingga pada saatnya aku merasa bahwa kamu benar tak memperdulikanku
Tidakkah kau cemburu mendengar ceritaku bahwa aku diantar oleh teman lelakiku
Tidakkah kau cemburu mendengar ceritaku bahwa aku dijemput oleh teman lelakiku
Jika tidak, mungkin inilah waktunya ujian besar bagi kita

Coba kau lihat langit, apakah akan selalu turun hujan ketika langit mendung?
Dan apakah akan selalu ada kesanggupan menerima jika kepedulian tidak lagi ada?

Maukah Kau Menungguku?

2

Izinkan aku bertanya
Apakah rasamu masih tetap sama?
Jika iya, dengarkanlah ini
Adakah pohon akan membenci angin?
Atau hujan yang membenci awan?
Sekencang apa pun angin menerjang pohon, pohon akan tetap sadar bahwa kodratnya untuk jatuh dan diganti dengan generasi yang baru
Sekuat apa pun awan menjatuhkan hujan ke bumi, hujan akan tetap sadar akan kodratnya untuk jatuh dan memberi kabar gembira untuk makhluk di bumi
Begitu pula dengan kita
Aku tak harus membenci cara Tuhan menumbuhkan rasa cinta ini
Hanya saja seharusnya rasa ini tetap menjadi rasa agar terjaga dari kata salah
Lalu, jalan apa yang seharusnya kita tempuh?

Boleh aku bertanya lagi?
Benarkah kau ingin tahu?
Seperti pohon yang tak bisa membenci angin
Dan juga hujan yang tak dapat membenci awan
Semestinya kita tetap berjalan pada garis masing-masing
Mengalir bersama arus yang membawa kita bertahun-tahun belakangan ini
Sama seperti pohon dan hujan yang merasakan sakit akibat angin dan awan
Namun mereka mempercayakan ada kebaikan beserta itu semua

Sayang
Lepaskanlah semua
Mari kita kembali pada langkah awal kita sebelum semuanya membelok seperti ini
Lepaskanlah aku selayaknya kamu meneteskan obat merah pada lukamu
Akan terasa sakit, perih
Namun akan menyembuhkan
Terus bersamaku hanya akan membuat lukamu tak berasa sakit
Namun tetap tak akan pernah sembuh

Bagaimana?
Apa ada yang salah dengan perkataanku?
Jika kau tidak terima, dengarkanlah ini
Maukah kau menungguku?

Baturaja, 13 Desember 2014
Pukul 00:24 WIB

diikutsertakan dalam #BunyiPuisi oleh @KampusFiksi

nb :
Sebenarnya aku emang lagi gila menumpahruahkan perasaan lewat media soundcloud. Mendadak ada tantangan ini, yaudah coba ikutan aja walaupun aku gak tau pasti ini layak disebut puisi atau tidak. But, let me express it 🙂